Disusun Oleh :
KELOMPOK KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM
STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
TAHUN AKADEMIK 2017
SATUAN ACARA
PENYULUHAN (SAP)
Pokok
Bahasan : Kesehatan
Lansia
Sub
Pokokbahasan : Mengenal Osteoarthritis/
Rematik
Sasaran : Lansia di
Desa Kebundadap Timur
Waktu : 40 menit
Hari/tanggal : 2017
Tempat : Rumah kader RT 15 Kebundadap Timur
Pelaksana
:
A.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah
mengikuti kegiatan penyuluhan tentang penyakit rematik di desa kebundadap timur diharapkan para lansia dapat memahami tentang penyakit
rematik.
B.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah
mengikuti kegiatan penyuluhan tentang penyakit rematik diharapkan para lansia dapat mengetahui dan memahami tentang:
1.
Pengertian dan penyebab rematik
2.
Tanda dan gejala rematik
3.
Pencegahan, pengobatan dan penanggulangan rematik
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
1.
Penyuluhan
2.
Tanya jawab
E. MEDIA
1.
Leaflet
2.
Flipchart
F. PROSES
KEGIATAN PENYULUHAN
No
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan Peserta
|
Metode
|
1.
|
5
menit
|
Pembukaan :
a. Mengucapkan
salam dan memperkenalkan diri
b. Menjelaskan
tujuan umum dan khusus penyuluhan
c. Menyebutkan materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan
|
Menjawab salam
Mendengarkan dan memperhatikan
|
Ceramah
|
2.
|
20 menit
|
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan:
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan
teratur.
|
Mendengar, melihat, memperhatikan.
|
Ceramah
|
3.
|
10 menit
|
Evaluasi :
a. Menyimpulkan
inti penyuluhan
b. Menyampaikan
secara singkat materi penyuluhan
c. Memberi
kesempatan kepada lansia untuk bertanya
d. Memberi
kesempatan kepada lansia untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan
|
Mendengar, memperhatikan, bertanya dan menjawab
|
Ceramah
, tanya jawab
|
4.
|
5 menit
|
Penutup :
a. Menyimpulkan
materi penyuluhan yang telah disampaikan
b. Menyampaikan
terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah di berikan kepada peserta
c. Mengucapkan
salam
|
Menyimak, mendengar dan menjawab
salam
|
Ceramah
|
G.
PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Kurnia Dewi
Riskiyatin
2. Presentator : Fitril Akbar
Wardana
3. Fasilitator : Nur Hasan
4. Fasilitator
: Choiril Amin
5. Dokumenter
: Anton
Priambodo
H.
SETTING
TEMPAT
|
Keterangan
: : lansia
: presentator
: lansia
I.
EVALUASI
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
1. Mengajukan pertanyaan
a. Pengertian
dan penyebab rematik
b. Tanda dan gejala rematik
c. Memperagakan
senam anti rematik
2. Observasi
a. Respon/tingkah laku lansia saat diberikan pertanyaan,
apakah diam/menjawab (benar/salah)
b. lansia antusias/tidak.
c. Lansia mengajukan pertanyaan/tidak.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Usia
lanjut adalah proses alami yang tidak dapat dihindari. Salah satu dampak yang
perlu diperhatikan yaitu semakin bertambahnya usia seseorang dapat mempengaruhi
penurunan derajat kesehatan, yang mana organ-organ tubuh baik struktur maupun
fungsinya mengalami penurunan, sehingga lansia mudah terserang penyakit. Salah
satu penyakit yang sering di alami oleh lansia adalah penyakit osteoarthritis
atau sering disebut juga rematik. Osteoarthritis merupakan kelainan sendi
yang paling sering ditemukan. Osteoarthritis disebut primer, bila tak diketahui
penyebabnya; dan disebut sekunder bila diketahui penyebabnya, misalnya akibat
artritis rematoid, infeksi, gout, pseudogout dan sebagainya. Penyakit ini
bersifat progresif lambat, umumnya terjadi pada usia lanjut, walaupun usia
bukan satu-satunya faktor risiko. Osteoarthritis menyerang terutama sendi
tangan atausendi penyokong berat badan termasuk sendi lutut. Sendi lutut
merupakan sendi penopang berat badan yang sering
terkena osteoarthritis. Osteoarthritis sendi lutut ditandai oleh
nyeri pada pergerakan yang hilang bila istirahat, kaku sendi terutama setelah
istirahat latna atau bangun tidur, krepitasi dan dapat disertai sinovitis dengan
atau tanpa efusi cairan sendi. Bila pasien hanya bersifat pasif, tidak
melakukan latihan, dapat terjadi atrofi otot yang akan memperburuk stabilitas
dan fungsi sendi. Akibat lain ialah genu varum atau genu valgus dan subluksasi,
terutama bila telah terjadi kekenduran ligamen. Umumnya penderita osteoarthritis
lutut datang berobat karena rasa nyeri lutut yang mengganggu aktifitas
sehari-hari. Gangguan tersebut bertingkat-tingkat, dan mulai keluhan yang
paling ringan yang tidak mengganggu aktifitas sehari-hari, sampai yang paling
berat sehingga pasien tidak bisa berjalan.
Kelainan ini
bersifat progresif lambat dan sampai saat ini masih tidak diketahui penyebabnya
secara pasti. Osteoartritis ini akan semakin memburuk seiring waktu dan
belum ada pengobatan yang dianggap mampu menangani penurunan fungsi tulang ini.
Pengobatan yang ada hanya untuk mengurangi nyeri yang terjadi dan menjaga
aktifitas saja. Osteoarthritis dapat dikategorikan menjadi salah satu
penyakit yang dikaitkan dengan geriartri. Penyakit lain yang termasuk dalam
kategori ini adalah osteoporosis yang prevalensinya lebih tinggi pada wanita,
terutama pascamenopause. Hilangnya hormon estrogen pascamenopause
meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa itu rematik
2.
Apa penyebab dari reumatik
3.
Apa saja tanda dan gejala rematik
4.
Bagaimana pencegahan, pengobatan dan
penanggulangan rematik
C. TUJUAN
TUJUAM UMUM
1.
Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan tentang penyakit rematik di
desa kebundadap timur diharapkan para
lansia dapat
memahami tentang penyakit rematik.
TUJUAN KHUSUS
2.
Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan tentang penyakit rematik diharapkan para lansia dapat mengetahui dan memahami tentang:
1.
Pengertian dan penyebab rematik
2.
Tanda dan gejala rematik
3.
Pencegahan, pengobatan dan penanggulangan rematik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
LAMPIRAN MATERI
1. Definisi
Reumatik
adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan kemerahan pada daerah
persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011)
2. Jenis
reumatik :
Menurut
Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik
Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama
reumatik sendi (reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang
paling sering ditemukan yaitu:
1) Artritis
Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan
menahun yang tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai
organ di luar persendian.Peradangan kronis dipersendian menyebabkan kerusakan
struktur sendi yang terkena.Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa
persendian sekaligus. Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang
selaput sendi) serta pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan pada rawan
sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di persendian tangan dan kaki yang
sifatnya simetris (terjadi pada kedua sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum
diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan
sebagainya. Namun semuanya belum terbukti. Berbagai faktor termasuk kecenderungan
genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus Artritis
Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yang berat, seperti
tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬-satunya anak yang disayangi,
hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan sebagainya. Peradangan kronis membran
sinovial mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi
hambatan aliran darah yang menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon
peradangan pun berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan
granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga
semakin merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara
perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas
(kelainan bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih
dengan penyebab yang belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis,
morfologis, dan keluaran klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari
masalah rawan sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian
termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta
jaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan
sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi
yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan
pasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit
ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku
bangsa, genetik, kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan
olah raga, kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
3) Atritis
Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat
darah (hiperurisemia) . Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang
pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat
menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium urat
di persendian meningkat Timbunan kristal ini menimbulkan peradangan jaringan
yang memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout primer, 99%
penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan
kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa
juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit
gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat
karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi.
Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam
inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.
Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum
tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, kanker, vitamin B12). Penyebab
lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar
trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan
baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme
lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam
urat juga ikut meninggi.
b. Reumatik
Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai
jaringan lunak di luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut
juga reumatik luar sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis – jenis
reumatik yang sering ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di
batang tubuh dan anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan
usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
2) Tendonitis
dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang
menimbulkan nyeri lokal di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan
pada sarung pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat
pada tulang. Entesis ini dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati.
Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakan lengannya secara berlebihan,
degenerasi, atau radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat
perlekatan tendon atau otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan
oleh reumatik gout dan pseudogout.
5) Back
Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan
dengan proses degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan
pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu
berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan
sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
6) Nyeri
pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua
orang pernah mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah
(lumbosakral dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar ke tungkai dan kaki.
7) Frozen
shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah
persendian di pangkal lengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian
depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau
digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas. Tendonitis
dan tenosivitis Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri
lokal di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung
pembungkus tendon.
8) Tenosivitis
de quervain
Mengenai otot abductor pollicis longus dan ekstensor
pollicis brevis pada pergelangan tangan yang searah dengan ibu jari. Tempat
yang sakit bisa tampak bengkak, terasa panas dan nyeri.
9) Jari
pelatuk (stenosing tenosynovis)
Pada keadaan ini biasanya penderita mengeluh jari
tanganyang ditekuk sukar diluruskan kembali. Gerakan jari semakin lama semakin
kaku terutama pada malam hari sewaktu akan tidur. Suatu saat jari tidak bisa
ditekuk atau diluruskan kembali. Keadaan ini bisa timbul spontan akibat trauma
berulang pada telapak tangan ataupun terlalu banyak mengerjakan pekerjaan
tangan. Bisa terkait dengan osteoatritis atau reumatoid atritis pada sendi
tersebut atau disloksi tendon dapat menyebabkan gejala diatas.
10) Tendonitis
Achilles
Tendon achilles merupakan tendon dari otot – otot
betis yang melekat pada tumit bagian belakang. Keadaan ini menimbulkan rasa
nyeri bila kaki digerakkan. Dalam keadaan lanjut, menampakkan kakipun sukar
dilakukan.
11) Carpal
Tunnel Syndrome
Kelainan ini menyebabkan rasa baal (parestesia)
pada telapak tangan dan jari-jari, tanpa melibatkan jari kelima (ibu jari).
Keadaan ini terjadi akibat penekanan pada saraf medianus melalui terowongan
karpal oseosa-fibrosa.
12) Sindrom
fibromyalgia
Penyakit ini mungkin disebabkan oleh proses
peradangan atau spasme lokal otot. Namun faktor pencetus timbulnya fibromalgia adalah
infeksi oleh virus, kuman, atau parasit, trauma atau akibat beban kerja, postur
tubuh yang tidak normal, udara dingin dan lembab, serta ketegangan jiwa.
3. Etiologi
Penyebab dari
osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa faktor
resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah :
a. Umur
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya
osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya
orteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir
tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada
umur diatas 60 tahun.
b. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut
dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan
tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis
kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun
frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
c. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya
osteoartritis missal, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada
sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis
pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga
kali lebih sering dari pada ibu dananak perempuan dari wanita tanpa
osteoarthritis.
d. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada
osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa,
misalnya osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan
usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang – orang
Amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal ini
mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi
kelainan kongenital dan pertumbuhan.
e. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan
dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita
maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis
pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain
(tangan atau sternoklavikula).
4. Manifestasi klinis
Gejala
klinis utama adalah poliartritis yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
rawan sendi dan tulang disekitarnya. Kerusakan ini terutama mengenai sendi perifer
pada tangandan kaki yang umumnya bersifat simetris. secara umum, manifestasi
klinis yang dapat kita lihat,antara lain : Nyeri
sendi, terutama pada saat bergerak, Pada umumnya terjadi pada sendi penopang
beban tubuh, seperti panggul, tulang belakang,dan lutut, Terjadi kemerahan,
inflamasi, nyeri, dan dapat terjadi deformitas (perubahan bentuk) yang
tidak progresif, dapat menyebabkan perubahan cara berjalan,
Rasa sakit bertambah hebat terutama pada sendi pinggul, lutut, dan jari-jari, Saat
perpindahan posisi pada persendian bisa terdengar suara (cracking ).
5. Pencegahan
Selain
mengobati, kita juga bisa mencegah datangnya penyakit ini, seperti
tidak melakukan olahraga secara berlebihan, menjaga berat badan tetap
stabil, serta menjaga agar asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan dari laut dalam. Jika Anda merasa
tidak cukup mengkonsumsi ikan laut, mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan,
terutama yang mengandung omega 3. Dalam omega 3 terdapatzat yang sangat efektif
untuk memelihara persendian agar tetap lentur.Jangan anggap enteng
gejala-gejala rematik yang timbul. Begitu rasa nyeri mulai muncul, segeralah
periksakan diri ke dokter untuk mendeteksi mana yang sekedar pegal linu biasa
atauyang merupakan gejala rematik.
6. Pengobatan
rematik
Golongan
obat kortikosteroid , untuk mengatasi inflamasi (peradangan) dan menekan
sistem kekebalan tubuh sehingga reaksi radang pada rematik berkurang. Bentuk
obat ini bisa berupa krim yang dioles pada kulit atau suntikan. Sayangnya, obat
ini memiliki efek samping seperti pembengkakan, nafsu makan bertambah,
berat badan naik, serta emosi yang labil. Selain itu tanaman yang
bernamaBrotowali juga dipercaya dapat mengobati rematik.Selain dengan
obat-obatan, untuk mengurangi rasa nyeri juga bisa dilakukan tanpa
obat,misalnya dengan kompres es. Kompres es bisa menurunkan ambang nyeri dan
mengurangifungsi enzim. Kemudian, banyak jenis sayuran yang bisa dikonsumsi
penderita rematik,misalnya jus seledri, kubis atau wortel yang bisa mengurangi
gejala rematik. Beberapa jenis herbal juga bisa membantu melawan nyeri rematik,
misalnya jahe dan kunyit, biji seledri, daun lidah buaya, rosemary, aroma
terapi, atau minyak juniper yang bisa menghilangkan bengkak pada
sendi.Menjaga berat badan ideal adalah salah satu langkah bijaksana untuk
mengurangi nyeri disendi lutut. Setiap kelebihan berat badan membebani sendi
lutut serta panggul, dan menambahrasa nyeri karena rematik. Selain itu bobot
tubuh berlebih memperbesar risiko asam urat. Olahraga ringan seperti jalan kaki
bermanfaat untuk penderita rematik karena asam urat. Inikarena jalan kaki
membakar kalori, memperkuat otot dan membangun tulang yang kuat tanpa
mengganggu persendian yang sakit. Untuk melakukan olahraga sebaiknya meminta pendapat
dokter atau terapis, supaya mengetahui gerakan-gerakan yang terbaik. Disarankan
untuk menghindari olahraga yang terlalu membebani lutut. Bulutangkis, voli,
tenis, joging, bela diri sebaiknya tidak dilakukan. Apalagi ketika rematik
jenis asam urat itu sedang kumat.Berdiri terlalu lama akan menimbulkan sakit
yang luar biasa.
7. Penanggulangan
Upaya
mengatasi masalah penyakit rematik merupakan kebutuhan mendesak yang nyatadan
harus dipikirkan mulai dari sekarang. Upaya ini mencakup upaya pencegahan yang
terus-menerus dikombinasi dengan penatalaksanaan medis rematik yang
sebaik-baiknya. Supaya usaha tersebut dapat berhasil perlu.Terapi medis di masa
depan diharapkan dapat membantu pasiendengan penyakit reumatik untuk menjalani
kualitas hidup yang lebih baik.Sebagian besar penyakit reumatik diterapi dengan
obat-obatan analgesik, seperti OAINS, steroid, DMARDs, namun
fisioterapi/rehabilitasi medis juga sangat penting dalam penatalaksanaan
penyakit reumatik.
Penanggulangan penyakit rematik dapat dilakukan
dengan mengatur pola makan, dengan diit rendah purin yang bertujuan mengurangi
pembentukan asam urat dan menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan
mempertahankannya dalam batas normal.
Golongan bahan
makanan
|
Makanan yang
boleh diberikan
|
Makanan yang
tidak boleh diberikan
|
Karbohidrat
|
Semua
|
-
|
Protein hewani
|
Daging atau
ayam , ikan tongkol , bandeng 50 gr/hari,telur,susu,keju
|
Sarden, kerang
,jantung hati,usus,limpa,paru – paru ,otak, ekstrak daging/kaldu, bebek,
angsa burung.
|
Protein nabati
|
Kacang –
kacngan kering 25gr atau tahu, tempe, oncom.
|
-
|
Lemak
|
Minyak dalam
jumlah terbatas.
|
-
|
Sayuran
|
Semua sayuran
sekehendak kecuali asparagus, kacang polong, kacang buncis, kembang kol,
bayam, jamur maksimum 50gr/hari
|
Asparagus,
kacang polong, kacang buncis, kembang kol, bayam, jamur maksimum 50gr/hari
|
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. (1996).
Text book of Medical-Surgical Nursing. EGC. Jakarta.
Doengoes Merillynn. (1999) (Rencana Asuhan
Keperawatan). Nursing care plans. Guidelines for planing and documenting
patient care. Alih bahasa : I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC. Jakarta.
Prince A Sylvia. (1995).
(patofisiologi). Clinical Concept. Alih bahasa : Peter Anugrah EGC.
Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall, (2000). Buku
saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa. Edisi 8. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar